Wednesday, April 14, 2010

Dari mana lambang bulan sabit dan bintang?

"Tidak ada bukti barang ataupun atsar yang menjelaskan bahwa Rasulullah pernah memerintahkan umat Islam untuk menggunakan lambang bulan sabit dan bintang ataupun memberi contoh penggunaannya. Satu-satunya ‘bulan sabit’ yang penting bagi umat Islam adalah hilal, ‘bulan sabit’ tipis sekejap, tanda awal bulan baru (tanggal 1). Namun, hilal memang bukan bulan sabit (tanggal 4-5). Tanpa adanya contoh dari Rasulullah dan sahabat-sahabatnya, tidak layak bagi umat Islam mencanangkan lambang bulan sabit dan bintang sebagai lambang Islam.

Lambang bulan dan bintang telah digunakan secara meluas oleh badan freemason (Yahudi).

Sebenarnya simbol ini telah diperkenalkan oleh Sultan Muhammad II ke dalam bendera kerajaan Uthmaniyyah setelah penaklukan Kota Istanbul (Constantinople) pada 1453 Masihi. Lambang Bulan dan Bintang itu adalah lambang bagi Kota Constantinople (Istanbul) yang sebelum itu berada di bawah kekuasaan Empayar Rom sejak sekian lama.

Sebelum dikenali dengan nama Constantinople, kota tersebut terlebih dahulu dikenali sebagai Byzantium. Byzantium diambil disaat nama Raja Byzas (663 SM) dan dijadikan ibu negara untuk Kerajaan Byzantine sebelum kerajaan tersebut dihancurkan oleh kerajaan Uthmaniyyah pada 1453 Masehi. Bulan sabit telah dijadikan simbol kota tersebut untuk didedikasikan kepada Dewi Artemis (Hunt God).

Lambang bintang pula ditambah sebagai simbol kota setelah kematian Maharaja Constantine pada 337 Masehi dan nama Byzantium ditukar menjadi Constantinople sebagai peringatan terhadap maharaja Constantine. Lambang itu merupakan simbol Dewi Ishtar (Star yaitu bintang dalam bahasa Inggris diambil dari perkataan Ishtar ini). Dewi Ishtar ialah tuhan kesuburan, kasih sayang, peperangan dan seks bagi kaum Babylon purba. Ada juga pendapat yang mengatakan lambang bintang ini diambil dari Star Of Virgin Mary karena agama Kristen telah menjadi agama rasmi kerajaan Rom dengan Persidangan Nicea pertama pada 335 Masihi dan Persidangan Constantinople pada 381 Masehi. Dan sejak itu Bulan Sabit dan Bintang telah menjadi lambang rasmi untuk kota tersebut.

Jika orang Kristean telah ditipu dengan lambang salib yang mereka sendiri pun tak tahu siapa yang memulainya, umat Islam pun tertipu dengan lambang bulan dan bintang sehingga begitu mengagung-agungkan lambang tersebut. Lihatlah di masjid-masjid diseluruh dunia, lambang bulan dan bintang ini begitu diagung-agungkan, sehingga diletakkan di tempat yang paling tinggi sekali di menara masjid.

Mungkin sebagian besar dari kita bertanya-tanya tentang lambang bulan dan bintang yang ada di hampir setiap menara atau kubah masjid, dan bulan bintang seperti lambang resmi umat muslim sedunia. Pada setiap organisasi islam tidak afdhol jika tidak ada bulan dan bintang. kenapa lambang ini menjadi identik dengan islam??

Beberapa versi pengamat sejarah mengatakan bahwa sebenarnya asal lambang bulan bintang berasal dari lambang khilafah Islamiyah terakhir yang dimiliki umat Islam, yaitu Khilafah Turki Utsmani.

Khilafah ini adalah warisan terakhir kejayaan umat Islam. Memiliki luas wilayah yang membentang dari ujung barat sampai ujung timur dunia. Wilayahnya mencakup tiga benua besar dunia, Afrika-Eropa dan Asia. Ibukotanya adalah kota yang sejak 1400 tahun yang lalu telah dijanjikan oleh Rasulullah SAW sebagai kota yang akan jatuh ke tangan umat Islam.

Rasulullah bersabda, “Konstantinopel akan kalian bebaskan. Pasukan yang mampu membebaskannya adalah pasukan yang sangat kuat. Dan panglima yang membebaskannya adalah panglima yang sangat kuat..”

Berabad-abad lamanya umat Islam memimpikan realisasi kabar gembira Rasulullah itu. Namun sejak zaman Khilafah Rasyidah, Khilafah Bani Umayah hingga Khilafah Bani Abbasiyah, kabar gembira itu tidak pernah juga terealisasi. Memang sebagian Eropa sudah jatuh ke tangan Islam, yaitu wilayah Spanyol dengan kota-kotanya antara lain: Cordova, Seville, Granda dan seterusnya. Namun jantung Eropa belum pernah jatuh secara serius ke tangan Islam.

Barulah ketika Sultan Muhammad II yang lebih dikenal dengan Sultan Muhammad Al-Fatih menjadi panglima, jatuhlah kota yang pernah menjadi ibu kota Eropa itu. Lewat pertempuran yang sangat dahsyat dengan menggunakan senjata paling modern di kala itu, yaitu CANON atau meriam yang sangat besar dan suaranya memekakkan telinga, Muhammad Al-Fatih berhasil menjatuhkan kota konstantininopel itu dan menjadikannya sebagai ibu kota Khilafah Turki Utsmani. Serta menjadikannya pusat peradaban Islam.

Wilayahnya adalah tiga benua dengan semua peradaban yang ada di dalamnya. Saat itu bulan sabit digunakan untuk melambangkan posisi tiga benua itu. Ujung yang satu menunjukkan benua Asia yang ada di Timur, ujung lainnya mewakili Afrika yang ada di bagian lain dan di tengahnya adalah Benua Eropa. Sedangkan lambang bintang menunjukkan posisi ibu kota yang kemudian diberi nama Istambul yang bermakna: Kota Islam.

Bendera bulan sabit ini adalah bendera resmi umat Islam saat itu, karena seluruh wilayah dunia Islam berada di bahwa satu naungan khilafah Islamiyah. Tidak seperti sekarang ini yang terpecah-pecah menjadi sekian ratus negara yang berdiri sendiri hasil dari jajahan barat.

Wajar kalau lambang itu begitu melekat di hati umat dari ujung barat Maroko sampai ujung Timur Marauke. Inilah lambang yang pernah dimiliki oleh umat Islam secara bersama, bulan dan bintang. Dan lambang ini kemudian seolah menjadi lambang resmi umat Islam dan selalu muncul di kubah-kubah masjid. Dan kalau kita perhatikan, nyaris hampir semua kubah masjid di berbagai belahan dunia punya lambang ini.

Dan banyak institusi umat Islam yang juga memakai lambang ini, misalnya Masyumi di masa lalu. Bahkan di zaman reformasi, di Indonesia muncul Partai Bulan Bintang yang lambangnya bulan bintang.